Tips

Anak Susah Makan Sendiri? Begini Trik Seru Agar Si Kecil Mau Mandiri di Meja Makan

Tangerang – Banyak orang tua dibuat pusing karena si kecil ogah makan sendiri dan selalu minta disuapi. Padahal, proses belajar makan mandiri punya banyak manfaat, mulai dari melatih motorik halus, keterampilan sensorik, hingga membentuk pola makan sehat sejak dini. Menariknya, ada cara-cara seru yang bisa membuat anak justru menikmati pengalaman makan tanpa drama.

Makanan dan Peralatan: Sahabat Pertama Anak Belajar Makan

“Perkenalkan finger foods atau makanan jari sejak usia sekitar 6 bulan, ketika bayi sudah bisa duduk tegak. Makanan jari adalah potongan kecil dan lembut yang mudah diambil dan dilumatkan. Contohnya pisang matang, alpukat, ubi jalar yang dimasak lembut, atau telur orak-arik. Pastikan potongan makanan cukup kecil atau berbentuk strip agar mudah dipegang dan aman dari risiko tersedak.”

Tidak hanya makanan, peralatan makan juga punya peran penting.
“Perkenalkan sendok dan garpu yang ramah anak dengan pegangan yang nyaman. Anda bisa memuat sendok dengan makanan terlebih dahulu dan memberikannya kepada anak untuk dimasukkan ke mulutnya sendiri. Makanan kental seperti yogurt atau bubur kental lebih mudah menempel pada sendok, menjadikannya pilihan baik untuk latihan awal.”

Anak juga bisa belajar minum sendiri sejak dini.
“Tawarkan cangkir saat anak mulai makan makanan padat, biasanya sekitar 6 bulan. Gunakan cangkir sedotan daripada cangkir sippy untuk perkembangan motorik oral yang lebih matang. Anak dapat belajar menggunakan cangkir tanpa tutup sekitar usia 9 bulan, dan memegang cangkir dengan dua tangan sekitar 12 bulan.”

Ciptakan Suasana Makan yang Positif

Anak belajar banyak dari meniru.
“Anak-anak belajar dengan meniru orang dewasa, jadi makan bersama sebagai keluarga sangatlah penting. Ini membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik dan melihat contoh positif.”

Jangan lupa soal jadwal.
“Jadwalkan tiga kali makan dan dua kali camilan pada waktu yang konsisten setiap hari, hindari camilan tepat sebelum waktu makan utama.”

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri, beri anak kendali kecil.
“Berikan anak pilihan makanan sehat dalam batasan yang wajar. Ini memberdayakan mereka dan membantu mengembangkan preferensi serta belajar mendengarkan isyarat lapar dan kenyang mereka sendiri.”

Ya, memang berantakan. Tapi percayalah, itu bagian dari proses.
“Terima kekacauan yang mungkin terjadi saat anak belajar makan sendiri. Jangan pernah memaksa atau menekan anak untuk makan, karena ini bisa memiliki efek sebaliknya. Berikan pujian dan dorongan setiap kali anak berhasil makan sendiri.”

Kenali Sinyal dan Libatkan Anak

Ketika anak GTM (Gerakan Tutup Mulut), jangan buru-buru panik.
“Terkadang, anak menolak makan karena tubuhnya memberi sinyal bahwa ia tidak lapar atau butuh jeda. Bahasa tubuh seperti mengalihkan pandangan atau menutup mulut rapat adalah sinyal penting. Sebagai orang tua, penting untuk membaca sinyal ini dengan tenang dan tidak memaksakan kehendak.”

Supaya lebih menyenangkan, libatkan anak sejak persiapan.
“Melibatkan anak dalam proses makanan, seperti memilih bahan di supermarket atau membantu menyiapkan hidangan, dapat meningkatkan keinginan mereka untuk makan. Ini memberikan rasa kepemilikan dan kontrol, membuat mereka merasa lebih terlibat.”

Tips lain: jangan sajikan porsi besar.
“Sajikan makanan dalam porsi kecil, seperti satu sendok sayur atau seiris tipis buah. Porsi kecil membuat anak tidak merasa terbebani dan lebih berani mencoba. Jika mereka menyukainya, mereka sendiri yang akan meminta tambahan.”

Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua

Tak jarang, niat baik justru berujung kesalahan.
“Penting untuk menghindari kesalahan umum seperti memaksa, menyuap, menghukum, atau mengomel anak saat makan. Menggunakan makanan sebagai hadiah, seperti ‘kamu bisa makan makanan penutup jika kamu makan sayuranmu,’ justru mendorong keinginan berlebihan terhadap makanan penutup. Hindari juga melabeli anak sebagai ‘pemilih makanan’ atau membuat waktu makan menjadi medan perang.”

Penutup

Belajar makan mandiri memang penuh tantangan, tapi juga kaya makna. Dengan sedikit kreativitas, kesabaran, dan suasana yang menyenangkan, anak bukan hanya akan bisa makan sendiri, tetapi juga tumbuh dengan kebiasaan sehat yang akan terbawa hingga dewasa.

Related Posts

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *