Jumat, 13 Desember 2024 10:37 WIB
BerandaAdvSosialisasi Gizi dan Penanganan Stunting di Serang, Upaya Dinkes Banten Ciptakan Generasi...

Sosialisasi Gizi dan Penanganan Stunting di Serang, Upaya Dinkes Banten Ciptakan Generasi Sehat

- Advertisement -

SERANG – Dinas Kesehatan Provinsi Banten menggelar sosialisasi program gizi dan penanganan stunting di Kampung Pagupon Lebak, Desa Leuwi Limus, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, pada Rabu, 30 Oktober 2024. Puluhan warga hadir dengan antusias untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya gizi dan cara penanggulangan stunting, bertujuan meningkatkan kesadaran akan gizi seimbang guna menciptakan generasi sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan.

 

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Banten, Hery, yang turut hadir, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Menurut Hery, edukasi langsung kepada masyarakat sangat penting, mengingat masih banyak warga yang kurang memahami dampak stunting terhadap pertumbuhan anak. Ia menyebut sosialisasi ini sebagai langkah awal bagi pemerintah dalam upaya menekan angka stunting di Banten, yang masih menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan.

 

“Program ini sangat positif dan harus terus diperluas. Di lapangan, masih banyak yang belum mengerti apa itu stunting dan dampaknya. Edukasi seperti ini bisa menjadi langkah awal untuk memberikan pemahaman yang benar,” kata Hery. Ia juga mengajak warga untuk serius mengikuti informasi penting yang disampaikan oleh para ahli gizi dan stunting yang hadir.

 

Hery menambahkan, pemahaman yang baik tentang gizi dan cara mencegah stunting dapat membawa perubahan signifikan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. “Saya harap para peserta menyimak dengan baik dan menerapkan informasi ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga angka stunting bisa menurun, menciptakan generasi yang sehat dan kuat,” lanjutnya.

 

Dalam acara ini, dr. Siti Noviyanti dari Puskesmas Cikande memberikan materi tentang perubahan pola makan sebagai salah satu pemicu masalah gizi. Ia menjelaskan bahwa masyarakat saat ini lebih sering mengonsumsi makanan kemasan dan ultra-proses daripada makanan asli. Kondisi ini berdampak negatif terhadap perkembangan anak, terutama bagi bayi dan balita yang memerlukan asupan gizi seimbang.

 

“Makanan sehat adalah makanan yang tidak melalui ultra-proses, yang kami sebut sebagai real foods, yaitu makanan alami seperti sayuran, buah, dan umbi-umbian. Makanan ini lebih sehat karena bebas dari bahan tambahan yang sulit dicerna oleh tubuh bayi,” ujar dr. Noviyanti.

 

Ia juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang memilih makanan kemasan demi kepraktisan, padahal jenis makanan ini sering kali kurang memenuhi kebutuhan gizi anak dan bisa berdampak buruk pada sistem pencernaan. “Makanan kemasan yang tinggi bahan pengawet atau gula tambahan dapat mengganggu perkembangan anak,” tambahnya.

 

Selain itu, dr. Noviyanti memberikan edukasi mengenai variasi karbohidrat yang bisa dikonsumsi selain nasi. Menurutnya, sumber karbohidrat tak hanya berasal dari nasi, tetapi juga kentang, ubi, dan umbi-umbian lain. Dengan mengonsumsi berbagai sumber karbohidrat secara bergantian, sistem pencernaan anak akan lebih terlatih dan tubuh dapat menyerap gizi dengan optimal.

 

“Banyak orang hanya mengandalkan nasi sebagai sumber karbohidrat. Padahal, variasi karbohidrat seperti kentang dan umbi-umbian juga baik dan perlu dikonsumsi secara bergantian untuk mendukung kesehatan usus dan tumbuh kembang anak,” jelas dr. Noviyanti.

 

Sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat, terutama di Kabupaten Serang, agar lebih memperhatikan pola makan dan asupan gizi anak-anak. Dinas Kesehatan Provinsi Banten berkomitmen untuk terus menggelar program edukasi serupa di berbagai wilayah sebagai bagian dari langkah konkret pemerintah menuju Banten bebas stunting dan generasi yang sehat. (adv)

Pewarta: Mardiana

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

BERITA TERKINI

- Advertisment -