SERANG – Desa Sindangheula menggelar acara Pemberdayaan Masyarakat Dalam pencegahan stunting melalui kader Posyandu, Desa Sindangheula menunjukkan komitmennya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelaksanaan acara Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting.
Acara yang digelar pada Kamis (29/8/24). Tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting yang berperan untuk keberhasilan program ini, termasuk Kepala Desa Sindangheula, Suheli, S.Kom.I.,MM; Kepala Seksi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang, Hendar; serta Bidan Desa Sindangheula, Muhibah Sulistiyani. Selain itu, hadir pula aparatur desa serta kader Posyandu dan anggota PKK yang menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting di tingkat desa.
Stunting, yang merujuk pada kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang lama, menjadi perhatian utama dalam kegiatan ini.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat serta memberdayakan kader Posyandu sebagai ujung tombak dalam upaya pencegahan stunting.
Kepala Desa Sindangheula, Suheli, dalam sambutannya pada acara Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting, menegaskan bahwa pemerintah desa telah mengalokasikan anggaran khusus untuk penanganan stunting. Menurut Suheli, penggunaan anggaran ini harus dilakukan secara tepat sasaran agar program-program yang direncanakan dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Dari pemerintah desa Sindangheula, untuk penanganan stunting, sekitar 10% dari anggaran desa dialokasikan untuk pemenuhan makanan tambahan dan pemberdayaan masyarakat melalui kader Posyandu,” ujar Suheli.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan, meliputi pelayanan Posyandu di setiap kampung, penyuluhan kesehatan, dan pemberian makanan bergizi. “Kami fokus pada anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda awal stunting, memberikan mereka menu makanan yang bergizi agar kondisi mereka tidak memburuk,” jelasnya.
Suheli menegaskan bahwa program Posyandu bukan sekadar mencakup kegiatan menimbang, mengukur, dan vaksinasi, tetapi juga berbagai upaya lain yang dijalankan oleh kader Posyandu untuk pencegahan stunting. Ia berharap agar kader-kader Posyandu dapat mencapai target yang telah ditetapkan. “Dari 100% target, kami berharap 80% dapat tercapai melalui program yang kami lakukan di Posyandu,” ungkapnya.
“20% nya bisa dilakukan peningkatan pemberdayaan kader Posyandu. Meski ada berbagai kendala, seperti minimnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu, pemerintah desa tetap berupaya melakukan sosialisasi dengan metode door-to-door ke rumah warga agar mencapai target 100% dari program kami,” tambahnya.
“Harapannya, masyarakat bisa lebih dekat mengenal kader-kader Posyandu yang membantu proses alokasi target yang sudah dianggarkan oleh pemerintah desa Sindangheula,” harapnya.
Suheli juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan program ini. “Ini bukan hanya untuk kepentingan pemerintah desa, tetapi juga untuk kepentingan diri kita sendiri. Mari kita sukseskan program ini menuju Indonesia Emas 2045,” serunya.
Suheli menegaskan kembali komitmen pemerintah desa dalam memastikan bahwa anggaran untuk pencegahan stunting digunakan dengan baik dan tepat sasaran. “Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas,” tegasnya.
Hendar dari DPMD Kabupaten Serang juga menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah desa, kader Posyandu, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi tantangan stunting. Ia mendorong para kader untuk terus aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu hamil dan menyusui, serta keluarga dengan balita, mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat.
Bidan desa, Muhibah Sulistiyani, dalam kesempatan yang sama memberikan penjelasan mengenai tanda-tanda stunting dan cara pencegahannya. Ia menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan dengan memastikan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup. Selain itu, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin di Posyandu juga menjadi kunci penting dalam pencegahan stunting.
Acara pemberdayaan masyarakat ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif, di mana para peserta dapat bertanya langsung kepada narasumber mengenai berbagai isu terkait stunting. Kader-kader Posyandu yang hadir juga diberikan pelatihan singkat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengidentifikasi dan menangani kasus stunting di lapangan.
Dengan adanya acara ini, Desa Sindangheula berharap dapat terus mengurangi angka stunting di wilayahnya dan mewujudkan generasi yang sehat dan kuat. Pemerintah desa dan seluruh elemen masyarakat bertekad untuk bersama-sama mengawal program pencegahan stunting ini hingga mencapai hasil yang optimal.
Pewarta: Herfa