TANGERANG – Dalam upaya mencapai target eliminasi tuberculosis (TBC) pada tahun 2030, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang terus memperkuat upaya penemuan kasus TBC pada anak-anak di Kota Tangerang.
dr. Harmayani, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kota Tangerang, mengungkapkan bahwa saat ini mereka sedang melakukan skrining TBC besar-besaran pada balita menggunakan mantoux test.
Ini dilakukan dalam kerangka program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), di 1.097 posyandu di 104 kelurahan di Kota Tangerang, selama sebulan penuh, Selasa (4/6/24).
“Kami menargetkan anak-anak dengan gangguan gizi, seperti balita stunting, gizi buruk, dan gizi kurang yang rentan terhadap gangguan imunitas tubuh dan mudah terkena TBC. Skrining dilakukan di 1.097 posyandu di Kota Tangerang,” ungkap dr. Harmayani, saat berada di Posyandu Anyelir, Kecamatan Cibodas.
Ia menambahkan, jika ditemukan kasus stunting dan suspek TBC pada anak selama program Gertak Tangkas, akan segera dirujuk ke puskesmas. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk penegakan diagnosa dan pengobatan minimal selama enam bulan jika terdiagnosa TBC. Dinkes Kota Tangerang juga menyediakan rujukan ke rumah sakit atau dokter spesialis anak jika dibutuhkan dalam proses penyembuhan.
“Puskesmas bersama para kader juga akan melakukan skrining kontak erat di keluarga atau lingkungan sekitar. Mengingat TBC adalah penyakit yang mudah menular, biasanya sumber penularan berasal dari penderita TBC dewasa di sekitarnya. Seluruh proses pengobatan dan logistik ditanggung penuh atau gratis,” jelas dr. Harmayani.
Ia melanjutkan, tren kasus TBC anak di Indonesia, termasuk Kota Tangerang, mengalami peningkatan pada tahun 2023. Bahkan, seperempat dari jumlah kasus TBC tahun 2023 adalah anak-anak.
Dinkes Kota Tangerang mencatat, kasus TBC tahun 2022 sekitar 9 ribuan kasus dan 700 kasus di antaranya adalah anak-anak.
“Angka ini meningkat di tahun 2023, dari temuan 10.935 kasus, 2.500 di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan hingga Mei 2024, sudah 321 anak di Kota Tangerang tercatat dalam pengobatan TBC,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak orang tua di Kota Tangerang untuk tidak ragu dan segera membawa anak-anak mereka ke posyandu untuk mengikuti program Gertak Tangkas, untuk penimbangan dan mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk skrining TBC.
“Mari kita sukseskan program ini, terutama untuk keluarga dan orang-orang yang kita cintai agar terlindungi dari penyakit. Semoga intervensi atau penanganan dini ini dapat menanggulangi kasus stunting dan TBC pada anak-anak Kota Tangerang dengan lebih baik dan dapat mewujudkan generasi anak-anak yang sehat,” tutup dr. Harmayani.
(red)