JAKARTA – Dalam sebuah konferensi pers pada Senin, 3 Juni 2024, Dr. Irsan Hasan, seorang spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi hepatologi di RS Siloam MRCCC Semanggi, memberikan penjelasan mendalam tentang kondisi medis yang dikenal sebagai kolelitiasis, atau pembentukan batu di dalam kantung empedu.
Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah nyeri perut bagian kanan atas yang mendadak dan dapat menjalar ke punggung dan bahu.
Menurut Dr. Irsan, batu empedu terbentuk ketika terjadi ketidakseimbangan substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat-zat lain dalam empedu.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu termasuk obesitas, kehamilan, riwayat keluarga dengan masalah batu empedu, pola makan yang tidak sehat, dan penurunan berat badan yang cepat.
Dr. Irsan juga menjelaskan bahwa batu empedu dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama berdasarkan komposisinya.
Batu kolesterol adalah jenis pertama, yang terbentuk ketika konsentrasi kolesterol dalam empedu melebihi kemampuan empedu untuk melarutkannya. Batu jenis ini biasanya berwarna kuning hingga cokelat.
Jenis kedua adalah batu pigmen, yang terbentuk ketika pigmen bilirubin, zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, terakumulasi dalam empedu. Jenis batu ini berhubungan dengan kondisi medis tertentu, seperti sirosis hati, anemia hemitik, atau infeksi saluran empedu. Batu pigmen cenderung berwarna coklat atau hitam.
Jenis ketiga adalah batu campuran, yang terdiri atas campuran kolesterol dan pigmen. Keberadaan batu campuran umumnya dikaitkan dengan faktor risiko atau penyebab batu empedu, seperti obesitas atau kehamilan.
“Perlu diingat bahwa setiap jenis batu empedu memiliki karakteristik yang berbeda. Identifikasi jenis batu empedu yang tepat sangat penting dalam menentukan pilihan perawatan yang sesuai. Ini melibatkan evaluasi oleh tenaga medis yang tepat sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien,” kata Dr. Irsan.
(red)