SERANG – Ternyata, marah bukanlah emosi negatif semata. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa marah bisa menjadi motivator yang kuat untuk mencapai tujuan. Penelitian ini, yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology pada tahun 2023, menemukan bahwa orang yang marah seringkali memiliki kinerja yang lebih baik dalam menyelesaikan tugas dibandingkan mereka yang memiliki emosi lain seperti sedih atau bahagia.
Profesor Psikologi dari Texas A&M University, Heather Lench, yang juga penulis utama studi ini, mengungkapkan bahwa temuan ini menunjukkan bagaimana kemarahan bisa digunakan sebagai alat motivasi. “Kami menemukan bahwa kemarahan membawa hasil yang lebih baik dalam situasi yang menantang dan menghambat pencapaian tujuan,” kata Lench.
Namun, penelitian ini juga mencatat bahwa kemarahan tidak selalu berdampak positif. Dalam tugas yang lebih mudah, kemarahan tidak meningkatkan kinerja seseorang.
Penelitian ini melibatkan enam percobaan yang masing-masing menguji apakah kemarahan bisa membantu peserta dalam menyelesaikan tugas tertentu.
Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menyelesaikan tugas dalam keadaan emosi cenderung memiliki hasil yang lebih baik.
Meski demikian, kemarahan bukanlah solusi untuk semua masalah. Kemarahan yang parah dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas.
“Kemarahan bisa memotivasi, tetapi bukan berarti kita berhenti berpikir. Jadi, saat kita merasa marah, berhenti sejenak dan memikirkan alasan kita marah mungkin merupakan langkah penting,” jelas Lench.
Jadi, meski amarah dan emosi bisa membantu menyelesaikan tugas dengan baik dan mencapai tujuan lebih cepat, bukan berarti kita bisa membiarkan emosi menguasai diri kita. Kita juga harus waspada terhadap efek negatif dari emosi yang muncul terus-menerus.
(red)