- Advertisement -
DBN – Lebak, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Lebak adakan diskusi persoalan literasi (1/5/2023). Kegiatan ini digelar secara Daring (Dalam Jaringan) melalui platform Googlemeet dan dipimpin langsung oleh ketua umum FTBM Lebak (Sindik Nulhaq)
Pertemuan tersebut dihadiri dari berbagai perwakilan; TBM Lumbung Ilmu, TBM Koleang, Saung Ilmu Marbel, TBM Al-fatih, Garda Cendekia, dan TBM Rompok Aksara. Dengan dua permasalahan utama yang diangkat yakni : keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan minimnya relasi yang dimiliki. Sehingga membuat Taman Bacan Masyarakat sulit untuk berkembang.
“Sekarang bagaimana mau ada kegiatan kalau tidak ada relawan yang menggerakan, Sedangkan untuk mencari relawan kita kadang butuh strategi dan tidak jarang kita juga membutuhkan (donatur). Ini yang akan kita selesaikan ke depan” Imbuhnya.
“Nikreuh ngeureuyeh samampuhna” komentar pendiri TBM Al-fatih kemudian. Artinya meskipun harus tertatih-tatih dan berjuang semampuhnya yang penting kegiatan literasi tetap berjalan.
Namun Ketua FTBM Lebak meyakinakan para anggotanya bahwa: Dua permasalahan tersebut sebenarnya bisa dicari solusinya. Sebab berkaca dari perjalanan Garda Cendekia yang memiliki program Garda Saba Sakola, dan Garda Bersama Desa.
Program Garda Saba Sakola salah satu langkah untuk melakukan pendekatan kepada generasi muda untuk ikut kegiatan literasi di masyarakat. Hal ini cukup efektif untuk menarik relawan muda yang masih duduk di bangku SMA. Sedangkan Garda Bersama desa bertujuan untuk membangun relasi bersama pemerintah dan menciptakan TBM Baru di setiap Desa. Garda Cendekia juga mengaku mengadaptasi salah satu program dari TBM Koleang yakni warung kopi. Untuk mengikat dan menjadi gerakan literasi finensial sebagai suplay penyemangat relawan untuk berkegiatan di Saung Garda.
Dalam kesempatan lain Saung Ilmu Marbel mengaku mempelajari program dari TBM Lumbung Ilmu, TBM Koleang dan Garda Cendekia untuk kemudian diadaptasi kedalam programnya. Pengurus Saung Ilmu Marbel melakukan pendekatan kepada anak-anak muda melalui hobinya masing-masing.
“Saya memperhatikan anak-anak yang sering ke saung ilmu. Ada yang sukanya membaca, kita sediakan bahan bacaan dan mengajak mereka mengikuti kegiatan literasi di luar jika ada kesempatan. Ada yang sukanya jalan-jalan, maka kita ajak mereka untuk bertualang. Melatih soft skill mereka dengan menyenangkan. Dengan begitu ketika kita membutuhkan mereka, kita tidak kehilangan” Papar Akin
Sedangkan program kemitraan yang berjalan dimulai pada tahun 2020 melalui program social partnership Kepala Desa Sindangsari dan Laz Al-Azhar. Kendati bisa dikatakan hikmah dari bencana besar banjir bandang Ciberang. Namun sejak saat itu keterlibatan Relawan Al-Azhar, Komunitas literasi Marbel, Dan Masyarakat membangun 6 literasi dasar terus berkembang hingga saat ini.
Sebenarnya TBM-TBM di Kabupaten Lebak memiliki ciri khasnya masing-masing. TBM Koleang dengan perpustakaan berjalannya, Lumbung Ilmu dengan Sekolah Alamnya, belum lagi TBM Rompok Aksara denga program Sekolah Budaya yang dipaparkan oleh Kang Aang. Oleh karenanya kegiatan diskusi seperti ini bisa menjadi salah satu langkah untuk kita saling berbagi informasi, berbagi strategi, berbagi relasi, untuk terus membangun gerakan literasi.
Salam lestari
Salam literasi
(RED/Mardiana)