- Advertisement -
DBN Lebak – Kamis, 6/4/2023. Komisi X DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke kantor Bupati Kabupaten Lebak. Rombongan dipimpin oleh Prof Djohar Arifin Husin (Fraksi Partai Gerindra/ Sumut III) dan disambut langsung oleh wakil bupati (H. Ade Sumardi) kemudian diarahkan menuju ruang pertemuan di Aula Multatulli, Kantor Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak.
Acara ini juga dihadiri oleh kepals dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak, Kepala Dinas Pendidikan, perwakilan perpustakaan kampus, perwakilan pustakawan dan kepala sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA sederajst, perwakilan pengurus/pengelola komunitas perpustakaan masarakst, perpustakaan desa, pegiat literasi serta para stakeholder bidang perpustakaan yang ada di Kabupaten Lebak.
Pertemuan yang digelar mulai pukul 09.00-11.00 WIB ini membahas tentang minimnya tingkat literasi di Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Lebak dan Pandegelang. Sehingga pentingnya inovasi dan terobosan kreatif, buku-buku yang menarik, serta sarana dan prasarana yang layak.
H. Rano Karno, S.I.P pada pertemuan tersebut mengatakan bahwa minat baca negara kita itu menduduki peringkat satu dari bawah. Mantan Gubernur Provinsi Banten yang sekarang duduk di bangku DPR RI itu juga mengemukakan harapan terkait penyediaan akses internet untuk publik, bantuan untuk pengembangan literasi digital, pengembangan dan pelatihan bagi tenaga perpustakaan, hingga pentingnya kolaborasi antara perpustakaan dan lembaga pendidikan dan perusahaan.
“Sekarang bagaimana tingkat literasi kita bisa meningkat jika perpustakaan dikelola oleh orang yang tidak sesuai dengan bidang keilmuannya. Pengelola perpustakaan ya harus seorang pustakawan. Selain itu, pepustakaan sekolah cenderung ditempatkan di pojok, dekat toilet dengan bangku-bangku yang kurang menarik siswa untuk mengunjunginnya” Imbuh rano karno.
Sementara itu seorang pustakwan (Rizal) yang hadir pada acara tersebut juga menyayangkan akan minimnya loworang CPNS pada posisi ini. Sekalinya ada itu tidak spesipik artinya lulusan bidang keilmuan lainpun diperbolehkan mengisi pekerjaan itu. Hal ini mengakibatkan minata untuk menjadi seorang pustakawan menurun karena sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keilmuannya.
Dari sisi lain, ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Lebak (Sidik Nulhaq) mengaku kecewa dengan singkatnya pertemuan ini. Bukan hanya dirinya saja, beberapa pegiat dan pengelola komunitas literasi juga menunjukan ekspresi yang sama karena banyak aspirasi yang belum tersampaikan. Sehingga permasalahan-permasalahan litereasi yang sangat kompleks ini tidak ditemukan solusi yang bisa menyelesaikan maslah yang ada.
Sidik yang tidak mendapatkan kesempatan berbicara pada pertemuan tersebut mengaku sudah mempersiapkan sebundel permasalahan literasi yang dihadapi oleh para pegiat dan komunitas-komunitas yang dinaunginya. Menurutnya. Seharusnya kita bukan hanya berfokus pada fasilitas, atau peningkatan mutu perpustakaan saja. Melainkan kita harus melihat banyak buku-buku bagus tapi tidak tersentuh, fasilitas perpustakaan yang canggih tapi tidak ada yang mengunjungi. Itu karena motivasi membaca masyarakat Kabupaten Lebak yang masih rendah.
“Kita harus membangun motivasinya dulu, fasilitas kita menurut saya sudah sangat keren di setiap desa juga. Tapi mana yang mau baca. Dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan yang harusnya kita bahas dan cari penyelesaiannya pada kesempatan hari ini. Tapi sayang sepertinya kita hanya diundang untuk duduk dan mendengarkan mereka berbicara” ujarnya kepada kami di luar ruangan.
(Red/Mardiana)