Berbicara perihal teater di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, walaupun hanya salah satu bidang di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, akan keliru jika menganggap kelompok ini hanya melahirkan sejumlah pertunjukan teater. Sebagaimana diisyaratkan dalam namanya dan sejalan dengan visi dan misi Komunitas ini, dasar pendiriannya adalah untuk menjadi pusat kajian budaya dari berbagai bentuk, baik karya tulis maupun bukan karya dalam bentuk tulisan (Pertunjukan dan lain-lain), penelitan dan eksperimen-eksperimen kreatif dalam proses penciptaan karya teater. Pertunjukan kemudian jadi salah satu dari serangkaian kegiatan lain terkait proses penciptaan serta perkembangan teater pada umumnya.
Sejak didirikan pada 11 Januari 2005, sejumlah pertunjukan telah dipentaskan dan kegiatan lain seperti workshop, lomba, telah diselenggarakan. Sebagai teater berbasis kampus, sudah tentu hal yang tak terelakkan adalah pergantian anggota yang berlangsung setiap tahun. Kemudian dua tahun ke depan, berturut-turut Dc aryadi menyutradarai Bongkar Bumi, Multatuli Tak Pernah Mati, kedua naskah di buat sendiri dan langsung dipentas kan di beberapa kota di Banten dan luar banten Bandung, Jakarta dan Tasikmalaya, Bengkulu dan Padang sumtara barat. Teater Gates menjadi motor perteateran di Provinsi Banten.
Apa yang menjadi tema dari berbagai pertunjukan Teater Gates adalah dinamika yang terjadi dalam masyarakat kaum urban. Dalam hal ini pelaku teater tidak berdiri sebagai penonton atau juru foto, melainkan terlibat dalam pergulatan yang sama. Tujuannya adalah menemukan jalan bagaimana proses teater dapat membuat aktor menjadi lebih manusiawi melalui pola dan metode latihan yang kreatif. Hal ini dimungkinkan dengan menggali potensi terdalam tubuh seorang aktor, untuk mencapai khazanah bahasa yang lebih kaya daripada dunia kata.
Kecenderungan tersebut sangat kuat terasa dalam pertunjukan Bongkar Bumi, salah satu karya yang membutuhkan waktu panjang dalam proses penciptaannya dengan metode penelitian sejarah, Sastra Lisan dan kebiasaan masyarakat Lebak. Pentas Bongkar Bumi mengungkapkan bagaimana dalam dunia urban tubuh sehari-hari kehilangan unsur-unsur naturalnya. Suatu kritik terhadap kehidupan modern yang ditampilkan dalam bentuk menarik dan mengejutkan. Bongkar Bumi digelar di berbagai panggung pementasan di indonesia seperti Bulungan Jakarta Selatan, Taman Ismail Marzuki sebagai ajang pertemuan teater Indonesia, selanjutnya Bentara Budaya Jakarta, Geduang Juang Rangkasbitung, Balai Budaya Pandeglang, Audiotorium IAIN SMHB Serang dll.
Memberi gambaran tentang proses keatif dalam mempersiapkan pertunjukan, almarhum Ags. Arya Dwipayana selaku tokoh sekaligus pengamat teater ketika itu pernah mengatakan, “Saya menyukai proses ulang alik dalam latihan”. Dari bentuk ke isi dan sebaliknya, dari pola akting realis ke akting non-realis dan sebaliknya. Atau dengan entengnya mencampuradukan gaya, aliran atau jenis dengan semangat ujicoba. Tapi prinsip sebetulnya, menggali kedalaman, selain menguji coba daya aktif selanjutnya dibiarkan kreatif dengan tubuh sebagai motifasi kemudiian melahirkan ruang tanpa batas dan diberi nama; “Kemungkinan Lain Dari Yang Telah Ada.”
Sebagai suatu laboratorium penciptaan, pola kerja dalam Teater Gates sudah tentu sangat tergantung pada peran dan keterlibatan seluruh aspek artistik, khususnya aktor. Eksplorasi dan eksperimentasi yang kami gali selama proses berlangsung akan menentukan hasil akhir. Dalam hal ini sutradara lebih bertindak sebagai koordinator ide dari seluruh elemen artistik, penonton yang kritis bagi proses latihan aktor dan elemen artistik dan pengemas pertunjukan. Tentu setelah peran utamanya sebagai penggagas dan humas bagi karya pertunjukannya.
Sejak berdirinya Unit Kegiatran Mahasiswa Teater GATES di STKIP Setia Budhi Rangkasbiutng pada tanggal 11 januri 2005 hingga saat ini telah banyak prestasi Tubuh yang melangkah melalui ruang tanpa Batas.